Muhammad Ibnu Salamah
.
Para pendakwah datang dari berbagai negara. Ada yang dari Samarkand, Yaman, Arab, Cina, dll
.
Mereka lalu melihat fenomena masyarakat yang tidak sesuai syariat agama Islam: menyembah sapi, patung, tidak berjilbab, bertapa tak jelas tujuannya, mabuk-mabukan ketika orang meninggal, dll
.
Allah lalu mengilhamkan kepada mereka dakwah yang baik: dengan wayang, dengan membuat kerajinan yang ditukar dg ucapan syahadat, dengan mendakwahkan bahwa sapi adalah binatang mulia, mengganti mabuk-mabukan dengan tahlil dan Yasin, dan lain sebagainya.
.
Maka, lihatlah Indonesia. Islam masuk tanpa perang. Agama Islam pun masuk ke relung hati masyarakat. Dari Hindu, Buddha, dan ajaran lainnya, menjadi muslim.
.
Para wali tidak sungkan mengganti Allah dengan Pengeran. Karena Allah dekat sekali ucapannya dengan Olo, buruk. Tuhan kok buruk? Begitu nanti fikiran masyarakat.
.
Para wali tidak segan mengganti istilah Ustadz dan Syekh dengan sebutan Kiai, Ajengan, Tuan Guru, dan lain-lain agar lebih membumi.
.
Tidak ada yang marah ketika orang awam jawa memanggil Nabi Muhammad dengan sebutan Kanjeng Nabi Mekamad.
.
Para wali dengan bijak membiarkan dulu orang menyebut Al Fatihah dengan Al Patekah, dengan harapan putra putri orang yang menyebut Al Patekah itu menjadi orang yang lebih fasih bacaan Quran nya
.
Itulah dakwah para wali. Mereka menabur benih, bukan semata menggiring manusia.
.
Iya. Benar. Itulah para wali, bukan orang awam seperti kami.
.
Wallaahu A'lam
Share This :
0 Comments