Hari ini adalah hari kemerdekaan. Masih banyak polemik mengenai lambang HUT RI tahun ini yang sekilas menyerupai salib. Bagi saya, hal ini sangat sensitif dan jangan dibesar besarkan. Karena bagaimanapun juga, jika benar itu salib, kristen dan katolik adalah agama resmi negara. Saudara kita ada yang kristen atau katolik. Saya khawatir, jika ini dibesarkan, maka dalam akar rumput, kebencian terhadap agama lain akan menyebar. Sekat antar agama menjadi melebar. Jika sudah seperti itu, maka perpecahan akan terjadi, satu hal yang tidak kita inginkan.
Saya khawatir, jika ini dibesarkan, maka dalam akar rumput, kebencian terhadap agama lain akan menyebar.Sebagai umat Islam, alergi terhadap syirik, menyekutukan Allah itu wajar. Akan tetapi, kita membenci syiriknya, perilakunya, bukan pelakunya. Terlebih dalam tataran bernegara, para pemeluk agama lain adalah saudara kita. Apalagi, menghormati pemeluk agama lain juga bagian dari ajaran Islam. Sama seperti isu-isu lain seperti kristenisasi, dan lainnya. Kita perlu menyikapinya dengan bijak. Tanpa perlu menyuarakan kebencian.
Ingat, Islam menjadi agama mayoritas karena ramah dengan simbol simbol agama lain. Sudah dari dulu, Islam masuk dengan tataran nilai, bukan dengan semata simbol. Kita sudah sangat terbiasa mengunjungi candi Borobudur, Prambanan, Arjuna. Gereja gereja juga sudah biasa berdampingan dengan masjid. Itulah ciri ummat Islam di Indonesia.
Lalu, keluhuruan filosofi Islam ini mau ditarik lagi ke belakang dengan ribut soal simbol? Ya mundur ke belakang banget toh? Kalo Anda tidak suka dengan simbol tersebut, ya jangan pakai. Pakai simbol lain. Ndak perlu berkomentar yang bisa menimbulkan perpecahan. Simpel to?
.
Wallaahu A'lam
.
Dirgahayu Negeriku. Jiwa raga kan kami persembahkan untuk mempertahankan kemerdekaanmu.
Penulis : Muhammad Ibnu Salamah
Share This :
0 Comments