Nabi Muhammad memang ahli perang. Tp tugas utama Nabi bukan berperang, melainkan menjadi Rasul yang menjadi rahmat seluruh alam.
.
Gambaran seperti ini justru akan kita dapatkan jika kita membaca Taurat, Zabur, dan Injil. Nubuwat tentang beliau begitu luar biasa, bahkan bisa dikatakan "lebay" bagi yang belum tau.
.
Selama kurang dari 23 tahun beliau menjadi Rasul, Perang hanyalah satu bagian kecil dalam kehidupan beliau. Beliau mempersatukan, bukan memecah belah. Beliau membangun, bukan menghancurkan. Beliau merangkul, bukan menghina.
.
6 Hijriyyah, beliau berkesempatan menguasai Makkah dengan perang. Quraisy sudah lemah waktu itu. Terlebih, dua "Singa" Quraisy, Khalid ibn Walid, dan Amr ibn Al Ash, ditambah selebumnya Umar ibn Al Khattab sdh masuk Islam. Tp beliau tidak lakukan itu.
.
Guru kami, Kiai Isrorudin Syukri pun menyampaikan bahwa Prof. Dr. K.H. Ali Mustafa Ya'qub berpendapat, Nabi tidak pernah berperang atas dasar Motif agama (menyebarkan agama).
.
Tertulis di dalam buku-buku sejarah, beliau melarang menebang pohon, menyakiti wanita, anak-anak, dan orang tua.
.
Itupun ketika perang. Ketika tidak ada keharusan berperang?
.
Beliau menjadi ayah bagi banyak anak yatim di Masjidnya. Menjadi kiai bagi para ahlus suffah, para pencari hadis-hadis Rasulullah. Menjadi Kepala Negara yang mengatur urusan Yahudi, Nasrani, dan Muslimin sekaligus.
.
Salah kita dalam membaca buku sejarah adalah menganggap bahwa banyak peperangan di masa Rasul. Sehingga menganggap Rasul itu sering berperang
.
Padahal, jika diprosentase, antara berperang dan tidaknya, Rasulullah lebih banyak tidak berperang.
.
Dan penutup, untuk informasi saja, perang atau bahkan jihad fi sabililLaah TIDAK TERMASUK RUKUN ISLAM. Aneh kan?
.
Tapi, ya gimana lagi? Itu aturan Allah.
.
Oleh karena itu, berjihad bukan asal jihad. Berperang bukan asal perang. Ada kalanya kita diam, ada kalanya kita hijrah. Ada kalanya berdiplomasi. Ada pula kalanya kita berpasrah diri.
.
Wallaahu A'lam
Share This :
0 Comments